Wednesday, June 30, 2021

The Midnight Library as one of (My) Reasons to Stay Alive

“Seandainya kalian diberi kesempatan untuk memperbaiki masa lalu, apa yang akan kalian lakukan?”

 

Kalimat pembuka diatas akan menjadi pembahasan dari salah satu novel karta Matt Haig berjudul ‘The Midnight Library’ atau kalau di bahasa Indonesia kan menjadi ‘Perpustakaan Tengah Malam’. Teman-teman bisa cek rating dan review buku ini di goodreads.com (karena kalau mau baca buku impor atau terjemahan, biasanya cek dari laman ini dulu).


Perpustakaan Tengah Malam (The Midnight Library) Book by Matt Haig -  Gramedia Digital

Sumber : ebooks.gramedia.com

 

*Let the spoiler begin*

Singkat cerita, seorang wanita bernama Nora Seed merasa di titik kehidupan terendahnya. Semuanya berubah semenjak kematian dari sang ayah, yang akhirnya berbuntut panjang hingga saat ini. Saat ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, tiba-tiba ia berada pada sebuah Perpustakaan Malam yang berada dibawah pengawasan pustakawati di SMAnya , yang membantunya untuk membuka hal-hal yang ia sesali dan hal-hal yang ia inginkan. Pertanyaan selanjutnya… Apakah Nora Seed mampu mendapat dan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya?

 

Oke, saya harus akui bahwa novel ini mungkin tidak sarat akan konflik yang rumit, tapi yang menarik adalah banyaknya kutipan dari para filsuf (disini diceritakan kalau Nora Seed merupakan lulusan filsafat). 

“Satu-satunya jalan untuk belajar adalah dengan dengan hidup”

atau salah satu pernyataan anti-filsafat yang dapat dikutip

“Kau tidak perlu mengerti kehidupan. Kau hanya perlu menjalaninya.”

Novel ini bisa dikatakan ringan dan konflik yang dialami oleh Nora berkaitan dengan kehidupan kita (ya, cukup menyentuh) tapi disisi lain memang ada beberapa kalimat yang mungkin perlu dicerna secara mendalam. Setidaknya buku ini bisa dijadikan bacaan ringan menjelang tidur. Namun, saya sendiri masih bertanya-tanya, apa dan mengapa Nora Seed diberi kesempatan untuk berada di Perpustakaan Tengah Malam? Baiklah, menurut saya, ini adalah gambaran seumpama apabila kita mendapat kesempatan untuk menjalani kehidupan yang berbeda. Intinya, apapun jalan hidup yang kita tempuh saat ini adalah pilihan yang tepat dan patutlah kita selalu berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi.


Baik, terima kasih telah membaca ulasan singkat dari novel ini. 

P.S : sekarang lagi membaca buku ‘Reasons to Stay Alive’ atau ‘Alasan untuk Tetap Hidup’ dari Matt Haig juga.

Monday, June 28, 2021

Aplikasi Mencari Teman Seluruh Dunia dengan Ablo

    Program pembatasan (kembali) saat ini membuat banyak aktivitas terhenti dan akhirnya harus mencari kesibukan di dalam rumah. Mulai dari baca buku, buka media sosial, nonton film dan serial, sampai akhirnya memutuskan untuk mempelajari Bahasa Inggris. Iseng-iseng mencari rekomendasi aplikasi untuk belajar Bahasa Inggris, akhirnya pilihan jatuh pada Ablo. 

 

            Aplikasi ini bisa dibilang memiliki keamanan yang lebih tinggi dibanding aplikasi lain karena peraturan cukup ketat. Awalnya, aplikasi ini akan menawarkan kita untuk bertemu dengan berbagai masyarakat dibelahan dunia lain, seolah olah pesawat kertas. Nah, setelah akhirnya chat dan setuju untuk berteman, kita bisa menambahkan kontak dari orang tersebut ke dalam ‘message’. 

 

            Kelebihan dari aplikasi ini 

1. Kita tidak perlu mendaftarkan nomor telepon, cukup menggunakan email 

2. Kita dapat menulis pesan dengan bahasa yang kita kuasai (misalkan Bahasa Indonesia atau Inggris), kemudian akan diterjemahkan secara otomatis. Begitupula sebaliknya (walaupun ya banyak kesalahan pada terjemahannya, tapi cukup membantu) 

3. Tidak diharuskan untuk memasang profile picture 

4. Aturan yang sangat ketat. Apabila kita mendapat pesan yang kurang menyenangkan a.k.a creepy a.k.a mesum (soalnya banyak yang tetap bandel), bisa langsung dilaporkan dan akun orang tersebut dapat dibekukan bahkan mungkin tidak bisa digunakan lagi. --> review aplikasi bisa dibaca di play store 

 

            Nah, pengalaman selama 3 hari menggunakan aplikasi ini cukup menyenangkan. Bisa diperkirakan kebanyakan berusia belasan hingga akhir 20an penggunanya. Selain itu, entah kebanyakan kok laki-laki ya… Haha. Banyak topik yang menarik yang dapat dibicarakan, mulai dari COVID (ini sebagai ice breaker aja sih), agama Islam (ini keren sih, ada yang bertanya mengenai penggunaan hijab, mahram, sampai apakah boleh ke salon buat potong rambut atau tidak), basa-basi (ada yang tanya tipe laki-laki juga ada), purely mau belajar Bahasa Inggris, 

k-popers, sampai curhat tentang kesehatan mental juga ada. 

 

            Namun hal yang harus diperhatikan adalah tetap berhati-hati karena tidak sedikit alias banyak sekali akun mesum sampai harus melaporkan sebanyak 8 akun dalam 3 hari :). Sebuah pencapaian yang luar biasa bukan? 

 

            Kesimpulannya akun ini direkomendasikan untuk yang mau berkenalan dengan berbagai orang, tapi tetap patuhi peraturan, harus siapkan mental dan berhati-hati. Sekedar saran, kalau ada yang tanya informasi pribadi (mulai dari akun Facebook, nomor WA, Instagram, atau yang minta kirim foto) baiknya jangan dikasih sampai benar-benar yakin kalau orang yang kita hubungi adalah orang yang dapat dipercaya. Satu lagi, ini bukan akun untuk cari teman kencan seperti akun sebelah ya (ini sudah ditegaskan juga sama pihak moderator Ablo). 

 

            Sekian dan terima kasih, jangan lupa jaga kesehatan dan prokes selalu!