Tuesday, March 12, 2024

Reconcile

Kini aku melapangkan hatiku
Aku memulai kisah percintaanku dengan bahagia
Kedewasaan dalam menghadapi kenyataan
Mungkin itulah yang aku rasakan

Tapi aku harus mensyukuri satu hal
Jika itu adalah kamu, yang aku sukai
Dan seterusnya aku akan tetap menyukaimu
Sebagai seorang teman

Tak ada kata yang bisa melukiskan perasaanku
Namun kini aku mulai memahami
Terkadang kita harus mengalah pada perasaan telah hadir
Untuk menerima perasaan yang baru

Untuk diriku dan dirimu yang baru
Terima kasih atas segalanya

(P.S. Ternyata rasa sayangku sebagai teman lambat laun meruntuhkan rasa sukaku padamu)

--> Inspired by Keith Martin - Because of You


Tuesday, November 14, 2023

P.S. I Still Love Myself

Cinta dan penerimaan merupakan dua hal yang berjalan beriringan

Ketika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, artinya kita belajar untuk menerima diri orang tersebut
Tak peduli seberapa baik dan buruknya, tentulah tidak ada seorangpun yang sempurna

Tapi, sampai batas mana kita bisa menerima seseorang
Sedangkan mungkin kita belum bisa menerima diri sendiri
Belum dapat menerima kekurangan yang bahkan sudah menjadi bagian dari diri kita

Menerima nasib dan takdir yang telah Tuhan guratkan
Namun sembari berusaha untuk menuliskannya seperti apa yang kita inginkan
Dan kembali menyerahkanya pada Yang Kuasa

Dear me,
Semakin aku mencoba mengenalmu, semakin aku tak tau apa-apa tentangmu
Aku terkadang kecewa dan sedih karenamu
Tapi siapa yang akan mencintaimu, kalau bukan diriku

Dear me,
Seberapa sulit aku menyelami apa yang kau rasakan
Aku akan tetap berusaha mengenalmu, mengajarimu, dan berbagi setiap momen denganmu
Tak peduli seberapa keras kau menolak
Aku akan berusaha untuk meyakinkanmu
Bahwa aku adalah orang yang akan selalu menyayangimu
Dimana dan kapanpun kau berada

Dear me,
Kau boleh membangun tembok tinggi
Tapi kau harus ingat bahwa banyak orang yang ingin mengenalmu
Ingin mencintaimu dan mengingatmu dengan tulus
Kau boleh membuat mereka bertanya-tanya
Tapi akan ada saatnya kau harus membuka pintu hatimu
Dan mendengarkan cerita mereka

Kau tidaklah buruk
Jangan abaikan mereka
Karena sungguh, Tuhan pun meminta kau untuk mengenali mereka

Monday, November 28, 2022

The Five Stage of Grieve


The five stage of grieve merupakan hal yang wajar dilalui.

Kehidupan tidak terlepas dari perpisahan atau kematian dan diperlukan sebuah proses untuk menerima perasaan tersebut. Elizabeth Kubler-Ross M.D. dan David Kessler, dalam bukunya yang berjudul ‘On Grief and Grieving : Finding the Meaning of Grieve Through the Five Stage of Loss’, mengatakan bahwa ada lima tahapan yang akan dilalui seseorang dalam melewati ujian yang dilalui.


A.    Denial

Pada tahapan ini, seseorang akan terlihat tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan lihat. Mempertanyakan keadaan seperti: Is it true? Did it really happen? Are they really gone?

B.    Anger

Marah pada diri sendiri ataupun marah kepada orang lain, serta marah kepada Tuhan atas kenyataan yang ada didepan mata. Kutipan yang perlu digaris bawahi adalah :

-       If we ask people to move through their anger too fast, we only alienate them. (Halaman 26)

* Pada poin ini berbicara pentingnya kita merangkul seseorang yang sedang marah pada kenyataan, pentingnya kita mendengar tanpa menghakimi apa yang ia rasakan

-       Anger is strength and it can be an anchor, giving temporary structure to the nothingness of loss. (Halaman 27)

-       Do not bottle up anger inside. Instead, explore it. (Halaman 28)

C.     Bargaining

“Seadainya…” merupakan kata yang mungkin terlontar dalam tahap ini. 

D.    Depression

Perlu diketahui, bahwa depresi pada tahap ini merupakan hal yang normal, bukan tanda dari mental illness.

-        But in grief, depression is a way of a nature to keep us protected by shutting down the nervous system so that we can adapt to something we cannot handle. (Halaman 32)

-       It slows us down and allows us to take real stock of the loss. . (Halaman 34)

E.     Acceptance

Penerimaan terhadap sesuatu yang telah terjadi bukanlah tahap akhir, hal ini dapat memakan waktu tahunan.

-       It’s about acknowledging all that has been lost and learning to live with that loss (Halaman 36)

-       …. But there is always a struggle that leads us to our own personal and unique acceptance. (Halaman 37)



Pada akhirnya, kita tetap harus melanjutkan hidup, namun itu semua tidak bisa dilakukan apabila kita tidak memberi waktu pada diri sendiri untuk merasakan semua perasaan itu. Selamat berproses!

P. S. Revisi terbaru, ada 7 tahap dalam proses grieving : shock, denial, anger, bargaining, depression, testing, and acceptance.

You may also check this website : https://grief.com/the-five-stages-of-grief/


Thursday, January 27, 2022

Siapa Aku?

"Aku sudah dewasa, rupanya." adalah kalimat yang terlintas dalam pikiran saat ini.

"Memangnya kenapa kalau sudah dewasa?" 

"Tidak, tidak apa-apa. Hanya saja, aku merasa waktu berjalan sangat cepat, hingga aku menyadari bahwa aku akan selalu ditempa oleh berbagai ujian kehidupan kedepannya."

"Bukankah itu hal yang wajar? Apa yang kamu khawatirkan?"

"Aku hanya mengkhawatirkan bila suatu saat.... diriku bukanlah diriku. 

Aku khawatir, aku akan kehilangan jati diriku.

Aku khawatir, aku akan lupa tujuanku untuk memulai kehidupan.

Aku khawatir, bila aku terjatuh, aku lupa untuk bangkit dan memulai langkah kembali.

Apakah wajar bila aku mengkhawatirkan itu semua?"

"Menurutku itu adalah hal yang....." Tiba-tiba kalimat itu terhenti dan tidak sempat dilanjutkan.

-------

Hai, selamat tahun baru!

Usiamu di dunia tahun ini resmi bertambah satu tahun. Bagaimana perasaanmu?

Kuharap, kau akan selalu bersiap dalam menghadapi setiap langkah di kehidupanmu.

Kau boleh beristirahat, kok, kalau kau mau. Life isn't easy, right?

Di usiamu saat ini, kau mulai memikirkan banyak hal kan? 

Lanjut sekolah? Berkeluarga? Nikah? Punya tabungan? Punya pekerjaan? Investasi? And so on....

Even though you don't reach your goals now, you are still yourself. You are so brave, an amazing person.

Jangan kecewa bila, mungkin, akan ada hal yang tidak sesuai dengan ekspektasimu. Itu adalah proses kehidupan. Nikmati saja. Tidak perlu terburu-buru kok.

Untukmu yang membaca tulisan ini, terima kasih telah bertahan hingga saat ini. 

Siapapun dirimu (ya, termasuk aku), aku akan selalu sampaikan doa dan harapan agar kita semua bisa mencapai semua cita-cita yang didambakan.

Sampai bertemu kembali!

- by Irna

Wednesday, November 10, 2021

Gadis Minimarket, Potret Wanita yang Berbeda di Mata Masyarakat


"Cover yang menarik.", ujarku dalam hati

Jual Buku Gadis Minimarket (Convenience Store Woman) oleh Murata Sayaka -  Gramedia Digital Indonesia

Sumber : ebooks.gramedia.com

"Memangnya ada yang salah jika kita memiliki jalan hidup yang berbeda?", mungkin inilah yang ingin ditegaskan dalam novel karya Sayaka Murata yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Gramedia. 

             Novel setebal 159 halaman ini menceritakan seorang wanita benama Keiko Furukura, yang berusia 36 tahun, menjadi pegawai tidak tetap di sebuah minimarket, lajang, dan belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Ia digambarkan sebagai sosok yang 'berbeda' dari orang kebanyakan sejak kecil. Pun karena sikap dan pemikirannya yang berbeda inilah membuatnya dianggap aneh dan selalu disarankan untuk berkonsultasi ke psikolog. Hingga suatu hari, ia memutuskan untuk menjadi manusia 'normal' dengan bantuan buku petunjuk pegawai. Namun, apakah ia dapat mengubah dirinya? Akankah ia menemukan arti hidupnya?

           Penggambaran sosok Keiko-san mungkin mewakili banyak wanita. Ya, dianggap tidak normal, selalu ditanya mengenai alasan mengapa dirinya yang tak kunjung menikah dan mencari pekerjaan tetap, membuatnya sulit untuk menjadi bagian dari masyarakat pada umumnya. Ia tidak paham, mengapa orang mempemasalahkan pilihan hidupnya, sedangkan dirinya merasa baik-baik saja. 

Saya mengapresiasi penggunaan bahasa yang lugas.  Saya berkali-kali tertampar dengan pemikiran dan ketenangan Keiko-san dalam menghadapi berbagai situasi yang ia hadapi. Novel ini sarat akan kritik sosial atas orang-orang yang merasa dirinya memiliki kehidupan yang normal dan dengan mudah menghakimi mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup yang tidak sejalan. 

              "...... Aku tak bisa mengkhianati naluriku." adalah kutipan yang tepat menggambarkan isi novel ini. Selamat membaca dan berbahagia!

Thursday, September 9, 2021

Hometown Cha Cha Cha : Manisnya Cinta di Pedesaan Korea a la FTV

    Hai teman teman, sudah lama saya tidak menulis di blog ini. Apa kabar teman-teman? Semoga kita semua senantiasa selalu dalam lindungan-Nya. Amin..

    Teman-teman, mungkin banyak diantara kalian kalau yang rajin lihat review atau cuplikan drama Hometown Cha Cha Cha, baik di Twitter, Instagram, Youtube, TikTok ataupun Netflix sebagai distributor drama ini. Ya, drama ini merupakan drama yang on going yang ringan dan sangat related dalam kehidupan sehari-hari (walaupun, Hong Du-shik yang diperankan oleh Kim Seon-ho sepertinya sulit untuk ditemui dikehidupan nyata, haha).  Oke, sekarang lanjut ke reviewnya. 

    Hometown Cha-Cha-Cha.jpg

Sumber Gambar : https://en.wikipedia.org/wiki/Hometown_Cha-Cha-Cha


*awas spoiler*

    Drama ini mengisahkan seorang dokter gigi muda bernama Yoon Hye-jin (yang diperankan oleh Shin Mina) yang mengalami masalah dengan senior sekaligus atasan di klinik tempat ia bekerja karena disinyalir sang senior me mark up perawatan yang diberikan pada pasiennya. Hal ini membuat Hye-jin marah dan secara tidak sadar, membuka keburukan seniornya di forum online dokter gigi. Walhasil, ia diputuskan dari pekerjaannya dan di black list oleh seluruh klinik di Seoul (si senior punya pengaruh besar).  

    Singkat cerita, ia akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke pedesaan tempat ia terakhir berlibur bersama ayah dan ibunya. Di desa itulah, ia bertemu dengan seorang pria serba bisa bernama Hong Du-shik. Pertemuan mereka yang penuh dengan ketidaksengajaan ini, membuat Hye-jin mempertimbangkan dirinya untuk menetap di desa tersebut sekaligus memulai hari barunya sebagai dokter gigi disana.

    Oke, drama sejujurnya sangat sangat dikemas dengan baik. Banyak nilai yang dapat dipetik, yaitu :

1. Pentingnya membangun koneksi dengan warga sekitar, apalagi bagi seorang asing di daerahnya. Untuk itu, kenali adat istiadat dan berbaik-baiklah dengan masyarakat.

2. Percayalah, kesan pasien terhadap perawatan yang diberikan dari mulut ke mulut (masih) menjadi penentu perkembangan praktik.

3. Komunikasi penting sekali. Kemampuan untuk membujuk masyarakat yang mungkin masih menganggap bahwa kesehatan bukan prioritas utama sangat sangat diperlukan. Saya suka saat Hye-jin mencoba membujuk seorang nenek untuk melakukan perawatan.

    Dan peran Hong Du-shik disini begitu penting bagi Hye-jin. Why? Disini saya menganggap Du-shik sebagai seseorang yang punya pengaruh di daerahnya karena berkat Du-shik lah, ia bisa mendapat tempat praktik,  mendapat info mengenai pertemuan dengan warga sekitar (yang mana Du-shik harus setengah memaksa Hye-jin), dan mengenal masalah serta karakter warga sekitar. Ya, intinya semua orang disana pasti mau mendengar saran dari Du-shik. 👉 Selamat mbak Hye-jin, sasaran advokasimu sudah tepat!

    Anyway, 12 episode masih tersisa, so stay tuned! Saya tidak sabar tunggu Hye-jin dan Du-shik digosipin sedesa, hahaha.

*Ya Allah, sisakan seseorang seperti Du-shik di dunia nyata :))

Wednesday, June 30, 2021

The Midnight Library as one of (My) Reasons to Stay Alive

“Seandainya kalian diberi kesempatan untuk memperbaiki masa lalu, apa yang akan kalian lakukan?”

 

Kalimat pembuka diatas akan menjadi pembahasan dari salah satu novel karta Matt Haig berjudul ‘The Midnight Library’ atau kalau di bahasa Indonesia kan menjadi ‘Perpustakaan Tengah Malam’. Teman-teman bisa cek rating dan review buku ini di goodreads.com (karena kalau mau baca buku impor atau terjemahan, biasanya cek dari laman ini dulu).


Perpustakaan Tengah Malam (The Midnight Library) Book by Matt Haig -  Gramedia Digital

Sumber : ebooks.gramedia.com

 

*Let the spoiler begin*

Singkat cerita, seorang wanita bernama Nora Seed merasa di titik kehidupan terendahnya. Semuanya berubah semenjak kematian dari sang ayah, yang akhirnya berbuntut panjang hingga saat ini. Saat ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, tiba-tiba ia berada pada sebuah Perpustakaan Malam yang berada dibawah pengawasan pustakawati di SMAnya , yang membantunya untuk membuka hal-hal yang ia sesali dan hal-hal yang ia inginkan. Pertanyaan selanjutnya… Apakah Nora Seed mampu mendapat dan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya?

 

Oke, saya harus akui bahwa novel ini mungkin tidak sarat akan konflik yang rumit, tapi yang menarik adalah banyaknya kutipan dari para filsuf (disini diceritakan kalau Nora Seed merupakan lulusan filsafat). 

“Satu-satunya jalan untuk belajar adalah dengan dengan hidup”

atau salah satu pernyataan anti-filsafat yang dapat dikutip

“Kau tidak perlu mengerti kehidupan. Kau hanya perlu menjalaninya.”

Novel ini bisa dikatakan ringan dan konflik yang dialami oleh Nora berkaitan dengan kehidupan kita (ya, cukup menyentuh) tapi disisi lain memang ada beberapa kalimat yang mungkin perlu dicerna secara mendalam. Setidaknya buku ini bisa dijadikan bacaan ringan menjelang tidur. Namun, saya sendiri masih bertanya-tanya, apa dan mengapa Nora Seed diberi kesempatan untuk berada di Perpustakaan Tengah Malam? Baiklah, menurut saya, ini adalah gambaran seumpama apabila kita mendapat kesempatan untuk menjalani kehidupan yang berbeda. Intinya, apapun jalan hidup yang kita tempuh saat ini adalah pilihan yang tepat dan patutlah kita selalu berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi.


Baik, terima kasih telah membaca ulasan singkat dari novel ini. 

P.S : sekarang lagi membaca buku ‘Reasons to Stay Alive’ atau ‘Alasan untuk Tetap Hidup’ dari Matt Haig juga.