Monday, November 28, 2022

The Five Stage of Grieve


The five stage of grieve merupakan hal yang wajar dilalui.

Kehidupan tidak terlepas dari perpisahan atau kematian dan diperlukan sebuah proses untuk menerima perasaan tersebut. Elizabeth Kubler-Ross M.D. dan David Kessler, dalam bukunya yang berjudul ‘On Grief and Grieving : Finding the Meaning of Grieve Through the Five Stage of Loss’, mengatakan bahwa ada lima tahapan yang akan dilalui seseorang dalam melewati ujian yang dilalui.


A.    Denial

Pada tahapan ini, seseorang akan terlihat tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan lihat. Mempertanyakan keadaan seperti: Is it true? Did it really happen? Are they really gone?

B.    Anger

Marah pada diri sendiri ataupun marah kepada orang lain, serta marah kepada Tuhan atas kenyataan yang ada didepan mata. Kutipan yang perlu digaris bawahi adalah :

-       If we ask people to move through their anger too fast, we only alienate them. (Halaman 26)

* Pada poin ini berbicara pentingnya kita merangkul seseorang yang sedang marah pada kenyataan, pentingnya kita mendengar tanpa menghakimi apa yang ia rasakan

-       Anger is strength and it can be an anchor, giving temporary structure to the nothingness of loss. (Halaman 27)

-       Do not bottle up anger inside. Instead, explore it. (Halaman 28)

C.     Bargaining

“Seadainya…” merupakan kata yang mungkin terlontar dalam tahap ini. 

D.    Depression

Perlu diketahui, bahwa depresi pada tahap ini merupakan hal yang normal, bukan tanda dari mental illness.

-        But in grief, depression is a way of a nature to keep us protected by shutting down the nervous system so that we can adapt to something we cannot handle. (Halaman 32)

-       It slows us down and allows us to take real stock of the loss. . (Halaman 34)

E.     Acceptance

Penerimaan terhadap sesuatu yang telah terjadi bukanlah tahap akhir, hal ini dapat memakan waktu tahunan.

-       It’s about acknowledging all that has been lost and learning to live with that loss (Halaman 36)

-       …. But there is always a struggle that leads us to our own personal and unique acceptance. (Halaman 37)



Pada akhirnya, kita tetap harus melanjutkan hidup, namun itu semua tidak bisa dilakukan apabila kita tidak memberi waktu pada diri sendiri untuk merasakan semua perasaan itu. Selamat berproses!

P. S. Revisi terbaru, ada 7 tahap dalam proses grieving : shock, denial, anger, bargaining, depression, testing, and acceptance.

You may also check this website : https://grief.com/the-five-stages-of-grief/


Thursday, January 27, 2022

Siapa Aku?

"Aku sudah dewasa, rupanya." adalah kalimat yang terlintas dalam pikiran saat ini.

"Memangnya kenapa kalau sudah dewasa?" 

"Tidak, tidak apa-apa. Hanya saja, aku merasa waktu berjalan sangat cepat, hingga aku menyadari bahwa aku akan selalu ditempa oleh berbagai ujian kehidupan kedepannya."

"Bukankah itu hal yang wajar? Apa yang kamu khawatirkan?"

"Aku hanya mengkhawatirkan bila suatu saat.... diriku bukanlah diriku. 

Aku khawatir, aku akan kehilangan jati diriku.

Aku khawatir, aku akan lupa tujuanku untuk memulai kehidupan.

Aku khawatir, bila aku terjatuh, aku lupa untuk bangkit dan memulai langkah kembali.

Apakah wajar bila aku mengkhawatirkan itu semua?"

"Menurutku itu adalah hal yang....." Tiba-tiba kalimat itu terhenti dan tidak sempat dilanjutkan.

-------

Hai, selamat tahun baru!

Usiamu di dunia tahun ini resmi bertambah satu tahun. Bagaimana perasaanmu?

Kuharap, kau akan selalu bersiap dalam menghadapi setiap langkah di kehidupanmu.

Kau boleh beristirahat, kok, kalau kau mau. Life isn't easy, right?

Di usiamu saat ini, kau mulai memikirkan banyak hal kan? 

Lanjut sekolah? Berkeluarga? Nikah? Punya tabungan? Punya pekerjaan? Investasi? And so on....

Even though you don't reach your goals now, you are still yourself. You are so brave, an amazing person.

Jangan kecewa bila, mungkin, akan ada hal yang tidak sesuai dengan ekspektasimu. Itu adalah proses kehidupan. Nikmati saja. Tidak perlu terburu-buru kok.

Untukmu yang membaca tulisan ini, terima kasih telah bertahan hingga saat ini. 

Siapapun dirimu (ya, termasuk aku), aku akan selalu sampaikan doa dan harapan agar kita semua bisa mencapai semua cita-cita yang didambakan.

Sampai bertemu kembali!

- by Irna